Apa saja jenis kayu yang umum di
gunakan di Indonesia?
Sebenarnya pertimbangan penggunaan
jenis kayu adalah menyesuaikan keinginan konsumen, termasuk budget, dan jenis barang
apa yang akan di buat.
Berikut ini jenis kayu berdasarkan
kualitas dan peruntukannya:
Pergola menggunakan kayu terlihat lebih indah, rustic dan elegance via outdoorclick
1. Kayu Jati (Tectona Grandis)
Jenis kayu yang semua orang tau akan kualitas dan harganya yang cukup mahal. Kayu jati memiliki warna coklat dengan urat coklat tua, dengan tingkat kekerasan 630-720 Kgs/M3 berpori-pori kecil sehingga sangat halus ketika sudah di finishing. Cara mengukur tingkat kekerasan kayu dengan menggunakan rumus: berat (kg)/volume (m3). Hampir semua perabotan rumah bisa di buat (furniture, daun pintu, jendela, kusen) dengan finishing yang baik dengan kayu jati. Meskipun memiliki tingkat kekerasan yang tinggi tetapi kayu jati sangat disukai tukang kayu karena mudah di olah. Kayu jati juga memiliki minyak kayu yang membuatnya lebih tahan rayap. Karena memiliki keawetan yang tinggi kayu jati bekas juga banyak di buru untuk membuat perabotan yang lebih terkesan rustic, bisa di gunakan sebagai balok yang terekspose di dalam rumah, furniture, pigura, bingkai cermin dsb.
Kemudian dimana kita bisa mendapatkan kayu jati dengan kualitas yang baik? Kayu jati dibawa ke Indonesia sekitar tahun 1800 an oleh Belanda dengan menanamnya di Jawa, mulai Jawa Barat sampai Jawa Timur. Kayu jati yang baik banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur terutama yang tumbuh di daerah berbatu kapur dan panas.
salah satu project rumah yang kusen pintu dan jendela menggunakan kayu jati dari wilayah pegunungan batu di Jawa Tengah
Penggunaan kayu jati pada kusen dan pintu dalam kondisi asli belum di poles
2. Kayu Merbau (Intsia)
Kayu Merbau berasal dari wilayah Maluku dan papua memiliki kualitas superior karena terkenal dengan kekerasnnya (720-900 Kgs/M3). Karena kekerasannya ini banyak di gunakan sebagai parket lantai, penyangga bangunan, jembatan, bak truk. Meskipun keras biasanya tukang tidak merekomendasikan untuk furniture karena sulit di bubut atau di paku, sifat merbau keras tapi getas karena memiliki serat yang pendek.
salah satu jenis kayu merbau setelah di olah
3. Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri)
Kayu Ulin
berasal dari Kalimantan dan Sumatera bagian selatan, jenis kayu ini tahan akan perubahan suhu dan kelembaban sehingga banyak di gunakan sebagai pembuat kapal
di Kalimantan oleh penduduk local banyak digunakan sebagai konstruksi rumah
panggung. Tingkat kekerasan kayu ini sekitar 840-1100 Kgs/M3. Dimasyarakat
sering dibilang kayu ulin adalah kayu besi (ironwood)
tetapi ada beberapa juga kayu Merbau di sebut juga sebagai kayu besi.
kayu ulin memiliki tingkat kekerasan yang tinggi dan cocok buat area outdoor - via dekoruma
4.
Kayu Meranti (Shorea)
Kayu Meranti memiliki memiliki beberapa jenis antara lain meranti merah dan meranti kuning. Meranti juga sering disebut kayu
Kalimantan. Jenis kayu ini banyak di gunakan untuk furniture, dan kusen, kayu meranti juga di gunakan sebagai pulp bahan kertas.
Tingkat kekerasan kayu meranti antara 580-770 Kgs/M3, dengan tingkat kekerasan
yang cukup kayu ini sering juga di gunakan sebagai bahan kasau.
kayu meranti pic via bisniskayuindonesia
5.
5. Kayu
Ebony (Diospyros Celebica)
Terkenal juga dengan nama Black Ebony atau Macassar
Ebony dengan harganya yang selangit, di pasar internasional mencapai
30 juta per m3, dan di Indonesia sekitar 6 – 10 juta/m3. IUCN (International
Union for Conservation of Nature and Natural Resources) dan WCN (World Conservation Union) memasukkan Ebony sebagai Red List
of Threatened Species sebagai kayu yang dilindungi.
Bentuk urat kayu yang eksotis ini sering
dijadikan bahan baku pembuatan alat musik seperti gitar, piano dan biola. Di
Jepang kayu ini digunakan untuk bahan rumah tradisional jepang, dan pilar-pilar
penyangga karena memiliki tingkat kekerasan 1100-1300 Kgs/m3. Di Amerika dan
eropa kayu nan eksotik ini di gunakan sebagai furniture dan pintu berkelas
tinggi, kayu ini juga digunakan sebagai tongkat, ukir-ukiran, patung dan juga
perhiasan.
kayu ebony memiliki warna eksotik yang menjadi primadona ekspor - via ebonymacasar
6.
Kayu Kamper (Dryobalanops lanceolata)
Kayu ini berwarna coklat muda hingga coklat kemerahan
dan hampir mirip dengan kayu Mahoni. Di Kalimantan banyak terdapat jenis kayu
ini, kayu kamper Samarinda terkenal dengan kehalusannya di banding dengan kayu
kamper yang di daerah lain, di pasaran juga sering kita temui jenis kamper
Singkil, kamper Kapur dan Kamper Banjar. Kayu kamper sering digunakan sebagai
bahan plafond, dan konstruksi plafond. Jenis kayu ini tidak tahan terhadap air
dan gampang berubah bentuk sehingga tidak cocok untuk di jadikan jendela, pintu
atau kusen, meskipun begitu kayu kamper cukup tahan rayap karena memiliki aroma
yang tidak disukai rayap.
kayu kamper meskipun dengan kualitas yang tidak terlalu tinggi tetap memiliki minat yang banyak di pasaran karena harganya yang murah di banding dengan kayu lainnya
7. Sonokeling (Dalbergia latifolia)
Inilah Rosewood nya Indonesia, kayu yang berasal dari Jawa ini sering di
sejajarkan dengan kayu jati karena memiliki tekstur yang indah dan
tingkat kekerasan dan keawetan yang tinggi, tingkat kekerasa kayu
Sonokeling sekitar 830 Kgs/M3. Selain itu Sonokeling juga tahan terhadap
rayap, harganya yang mahal menjadikan Sonokeling menjadi buruan dan
masuk daftar merah IUCN, sebagai kayu yang mulai terancam keneradaannya.
Di luar negeri Sonokeling terkenal dengan sebutan Indonesian
Rosewood, Bombay Blackwood, Indian Rosewood, Malabar Rosewood, dan Java
palisander. Sedang di Indonesia Sonokeling terkadang disebut Sanakeling, Linggota,
Sono Sungu, atau Sonobrit.
kayu sonokeling memiliki guratan yang indah dengan tingkat kekerasan yang tinggi kedudukannya bersaing dengan kayu jati
Itulah 7 jenis kayu endemik Indonesia yang sering di gunakan untuk keperluan bangunan, interior, eksterior, furniture ataupun kerajinan. Pilihlah kayu sesuai jenis dan peruntukannya tentunya dengan menyesuaikan budget yang ada.
Apa saja jenis kayu yang umum di
gunakan di Indonesia?
Sebenarnya pertimbangan penggunaan
jenis kayu adalah menyesuaikan keinginan konsumen, termasuk budget, dan jenis barang
apa yang akan di buat.
Berikut ini jenis kayu berdasarkan
kualitas dan peruntukannya:
Pergola menggunakan kayu terlihat lebih indah, rustic dan elegance via outdoorclick |
1. Kayu Jati (Tectona Grandis)
Jenis kayu yang semua orang tau akan kualitas dan harganya yang cukup mahal. Kayu jati memiliki warna coklat dengan urat coklat tua, dengan tingkat kekerasan 630-720 Kgs/M3 berpori-pori kecil sehingga sangat halus ketika sudah di finishing. Cara mengukur tingkat kekerasan kayu dengan menggunakan rumus: berat (kg)/volume (m3). Hampir semua perabotan rumah bisa di buat (furniture, daun pintu, jendela, kusen) dengan finishing yang baik dengan kayu jati. Meskipun memiliki tingkat kekerasan yang tinggi tetapi kayu jati sangat disukai tukang kayu karena mudah di olah. Kayu jati juga memiliki minyak kayu yang membuatnya lebih tahan rayap. Karena memiliki keawetan yang tinggi kayu jati bekas juga banyak di buru untuk membuat perabotan yang lebih terkesan rustic, bisa di gunakan sebagai balok yang terekspose di dalam rumah, furniture, pigura, bingkai cermin dsb.
Kemudian dimana kita bisa mendapatkan kayu jati dengan kualitas yang baik? Kayu jati dibawa ke Indonesia sekitar tahun 1800 an oleh Belanda dengan menanamnya di Jawa, mulai Jawa Barat sampai Jawa Timur. Kayu jati yang baik banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur terutama yang tumbuh di daerah berbatu kapur dan panas.
salah satu project rumah yang kusen pintu dan jendela menggunakan kayu jati dari wilayah pegunungan batu di Jawa Tengah |
Penggunaan kayu jati pada kusen dan pintu dalam kondisi asli belum di poles |
2. Kayu Merbau (Intsia)
Kayu Merbau berasal dari wilayah Maluku dan papua memiliki kualitas superior karena terkenal dengan kekerasnnya (720-900 Kgs/M3). Karena kekerasannya ini banyak di gunakan sebagai parket lantai, penyangga bangunan, jembatan, bak truk. Meskipun keras biasanya tukang tidak merekomendasikan untuk furniture karena sulit di bubut atau di paku, sifat merbau keras tapi getas karena memiliki serat yang pendek.
salah satu jenis kayu merbau setelah di olah |
3. Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri)
Kayu Ulin
berasal dari Kalimantan dan Sumatera bagian selatan, jenis kayu ini tahan akan perubahan suhu dan kelembaban sehingga banyak di gunakan sebagai pembuat kapal
di Kalimantan oleh penduduk local banyak digunakan sebagai konstruksi rumah
panggung. Tingkat kekerasan kayu ini sekitar 840-1100 Kgs/M3. Dimasyarakat
sering dibilang kayu ulin adalah kayu besi (ironwood)
tetapi ada beberapa juga kayu Merbau di sebut juga sebagai kayu besi.
kayu ulin memiliki tingkat kekerasan yang tinggi dan cocok buat area outdoor - via dekoruma |
4.
Kayu Meranti (Shorea)
Kayu Meranti memiliki memiliki beberapa jenis antara lain meranti merah dan meranti kuning. Meranti juga sering disebut kayu
Kalimantan. Jenis kayu ini banyak di gunakan untuk furniture, dan kusen, kayu meranti juga di gunakan sebagai pulp bahan kertas.
Tingkat kekerasan kayu meranti antara 580-770 Kgs/M3, dengan tingkat kekerasan
yang cukup kayu ini sering juga di gunakan sebagai bahan kasau.
kayu meranti pic via bisniskayuindonesia |
5.
5. Kayu
Ebony (Diospyros Celebica)
Terkenal juga dengan nama Black Ebony atau Macassar
Ebony dengan harganya yang selangit, di pasar internasional mencapai
30 juta per m3, dan di Indonesia sekitar 6 – 10 juta/m3. IUCN (International
Union for Conservation of Nature and Natural Resources) dan WCN (World Conservation Union) memasukkan Ebony sebagai Red List
of Threatened Species sebagai kayu yang dilindungi.
Bentuk urat kayu yang eksotis ini sering
dijadikan bahan baku pembuatan alat musik seperti gitar, piano dan biola. Di
Jepang kayu ini digunakan untuk bahan rumah tradisional jepang, dan pilar-pilar
penyangga karena memiliki tingkat kekerasan 1100-1300 Kgs/m3. Di Amerika dan
eropa kayu nan eksotik ini di gunakan sebagai furniture dan pintu berkelas
tinggi, kayu ini juga digunakan sebagai tongkat, ukir-ukiran, patung dan juga
perhiasan.
kayu ebony memiliki warna eksotik yang menjadi primadona ekspor - via ebonymacasar |
6.
Kayu Kamper (Dryobalanops lanceolata)
Kayu ini berwarna coklat muda hingga coklat kemerahan
dan hampir mirip dengan kayu Mahoni. Di Kalimantan banyak terdapat jenis kayu
ini, kayu kamper Samarinda terkenal dengan kehalusannya di banding dengan kayu
kamper yang di daerah lain, di pasaran juga sering kita temui jenis kamper
Singkil, kamper Kapur dan Kamper Banjar. Kayu kamper sering digunakan sebagai
bahan plafond, dan konstruksi plafond. Jenis kayu ini tidak tahan terhadap air
dan gampang berubah bentuk sehingga tidak cocok untuk di jadikan jendela, pintu
atau kusen, meskipun begitu kayu kamper cukup tahan rayap karena memiliki aroma
yang tidak disukai rayap.
kayu kamper meskipun dengan kualitas yang tidak terlalu tinggi tetap memiliki minat yang banyak di pasaran karena harganya yang murah di banding dengan kayu lainnya |
7. Sonokeling (Dalbergia latifolia)
Inilah Rosewood nya Indonesia, kayu yang berasal dari Jawa ini sering di
sejajarkan dengan kayu jati karena memiliki tekstur yang indah dan
tingkat kekerasan dan keawetan yang tinggi, tingkat kekerasa kayu
Sonokeling sekitar 830 Kgs/M3. Selain itu Sonokeling juga tahan terhadap
rayap, harganya yang mahal menjadikan Sonokeling menjadi buruan dan
masuk daftar merah IUCN, sebagai kayu yang mulai terancam keneradaannya.
Di luar negeri Sonokeling terkenal dengan sebutan Indonesian
Rosewood, Bombay Blackwood, Indian Rosewood, Malabar Rosewood, dan Java
palisander. Sedang di Indonesia Sonokeling terkadang disebut Sanakeling, Linggota,
Sono Sungu, atau Sonobrit.
kayu sonokeling memiliki guratan yang indah dengan tingkat kekerasan yang tinggi kedudukannya bersaing dengan kayu jati |
Itulah 7 jenis kayu endemik Indonesia yang sering di gunakan untuk keperluan bangunan, interior, eksterior, furniture ataupun kerajinan. Pilihlah kayu sesuai jenis dan peruntukannya tentunya dengan menyesuaikan budget yang ada.
0 komentar :
Posting Komentar